Senin, 25 Agustus 2014

Kupu-kupu

Tak berwarna
Tak bercahaya
Tak nampak
Tak terlihat
Tak berwujud
Ketika yang kertas buram digoreskan sebuat tinta berwarna, yang buram pun memudar.
Ketika hari yang buram digoreskan sebuah tinta kebahagian, yang buram pun menghilang.

Ketika sudah terlalu lama aku merasa sakit dari kesakitan yang membuat hati teramat sakit
Ku temukan seekor kupu-kupu terbang mengikutiku, menari-nari diatas kepala seolah ingin tau semua tentangku.

Perlahan namun pasti, kupu-kupu itu membuatku ingin memperolehnya menangkapnya dan meletakannya disebuah wadah, wadah yang hanya bisa ditempatin oleh yang ku damba, yang ku butuhkan  bukan yang ku inginkan ataupun ku harapkan.

Entah ketertarikan darimana, aku melihat seekor kupu-kupu yang sayapnya belum besar, yang memiliki jambul di kepalanya, terus membual dan mengeluarkan dengungan manis untukku, hah? untukku apa itu benar untukku atau bualan itu didengungkan oleh kupu-kupu itu ke semua orang yang ia temuinya, entahlah.

Haha, apa benar dengungan membuatku jatuh hati? membuatku lupa akan semua hal pahit yang pernah ku telan mentah-mentah.

Atau ia hanya angin lalu yang menawarkan minuman hangat yang lama kelamaan menjadi dingin dan tawar.

Bisikan gaib yang ku dengar mengatakan kupu-kupu itu membuatmu nyaman, apa mungkin akan ada seekor kupu-kupu lagi yang seperti itu? apakah kau tak kan menyesal melepaskan seekor kupu-kupu yang nampak cantik tersebut? Hah ! pertanyaan yang terus menerus berbunyi bagai sirine pemadam kebakaran.

Ku mantapkan pengganganku, ku siapkan wadah manis berpita biru untuk meletakan kupu-kupu cantik itu, tak lupa ku sisipkan ranting dan daun agar ia bisa bermain disana.

Hap !!! ku dapat kupu-kupu tersebut lalu ku masukan ke wadah yang cantik, seperti rupanya. Kurasa dia nyaman berada disana

Setiap hari ku ajak main kupu-kupu tersebut meski tak bisa ku peluk
Berbagi cerita meski ia tak mengerti apa maksudku
Bernyanyi bersama meski tak pernah kompak
Suit meski ia tak jago suit

Suatu ketika aku memandang sang kupu-kupu yang kian hari melemas, ku rasa ia tak bisa nafas lagi, apa aku terlalu mengganggunya, apa aku membuat dia tak sebebas lepas seperti dahulu, maafkan aku kupu-kupu, aku hanya ingin bermain dan dekat denganmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar